on Rabu, 03 Juli 2013
“Kehidupan seorang muslim tidak dapat dicapai dengan sempurna, kecuali mengikuti jalan Allah SWT yang dilalui secara bertahap. Tahapan-tahapan itu antara lain : tobat, sabar, faqir, zuhud, tawakal, cinta, makrifat dan ridha. Karena itu seseorang yang mempelajari tasawuf wajib mendidik jiwa dan akhlaknya. Sementara itu, hati adalah cermin yang sanggup menangkap makrifat. Dan kesanggupan itu terletak pada hati yang suci dan jernih.” "Berbicara tentang nasihat, kulihat diriku tak pantas untuk memberikannya. Sebab, nasihat seperti zakat, nishabnya adalah kemampuan untuk memetik nasihat itu bagi dirinya sendiri. Seseorang yang belum mencapai nishab, bagaimana ia akan mengeluarkan zakat ? Dan seorang yang tak memiliki cahaya, bagaimana dapat dijadikan sebagai alat penerang oleh orang lain? Bagaimana bayangan akan lurus jika kayunya bengkok ? Allah swt mewahyukan kepada 'Isa bin Maryam AS : "Nasihatilah dirimu, jika kau mampu memetik nasihat, maka nasihatilah orang lain. Jika tidak, maka malulah kepada-Ku". "Barangsiapa hendak mengetahui aib-aibnya, maka ia dapat menempuh empat jalan berikut : 1. Duduk dihadapan seorang guru yang mampu mengetahui keburukan hati dan berbagai bahaya yang tersembunyi didalamnya. Kemudian ia memasrahkan dirinya kepada sang guru dan mengikuti petunjuknya dalam bermujahadah membersihkan aib itu. Ini adalah keadaan seorang murid dengan syeikhnya dan seorang pelajar dengan gurunya. Sang guru akan menunjukkan aib-aibnya dan cara pengobatannya, tapi di zaman ini guru semacam ini langka. 2. Mencari seorang teman yang jujur, memiliki bashiroh ( mata hati yang tajam ) dan berpegangan pada agama. Ia kemudian menjadikan temannya itu sebagai pengawas yang mengamati keadaan, perbuatan, serta semua aib batin dan zhohirnya, sehingga ia dapat memperingatkannya. Demikian inilah yang dahulu dilakukan oleh orang-orang cerdik, orang-orang terkemuka dan para pemimpin agama. 3. Berusaha mengetahui aib dari ucapan musuh-musuhnya. Sebab pandangan yang penuh kebencian akan berusaha menyingkapkan keburukan seseorang. Bisa jadi manfaat yang diperoleh seseorang dari musuh yang sangat membencinya dan suka mencari-cari kesalahannya adalah lebih banyak dari teman yang suka bermanis muka, memuji dan menyembunyikan aib-aibnya. Namun, sudah menjadi watak manusia untuk mendustakan ucapan musuh-musuhnya dan mengangnya sebagai ungkapan kedengkian. Tetapi, orang yang memiliki mata hati jernih mampu memetik pelajaran dari berbagai keburukan dirinya yang disebutkan oleh musuhnya. 4. Bergaul dengan masyarakat. Setiap kali melihat perilaku tercela seseorang, maka ia segera menuduh dirinya sendiri juga memiliki sifat tercela itu. Kemudian ia tuntut dirinya untuk segera meninggalkannya. Sebab, seorang Mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Ketika melihat aib orang lain ia akan melihat aib-aibnya sendiri. "Renungkanlah pendeknya umurmu. Andaikata engkau berumur seratus tahun sekalipun, maka umurmu itu pendek jika dibandingkan dengan masa hidupmu kelak di akhirat yang abadi, selama-lamanya. Coba renungkan, agar dapat beristirahat ( pensiun )selama dua puluh tahun, dalam satu bulan atau setahun engkau sanggup menanggung berbagai beban berat dan kehinaan di dalam mencari dunia. Tetapi mengapa engkau tidak sanggup menanggung beban ibadah selama beberapa hari demi mengharapkan kebahagiaan abadi di Akhirat nanti? Jangan panjang angan-angan, engkau nanti akan berat untuk beramal. Yakinilah bahwa tak lama lagi engkau akan mati. Katakana dalan hatimu : Pagi ini aku akan beribadah meskipun berat, siapa tahu nanti malam aku mati. Malam ini aku akan sabar untuk beribadah, siapa tahu besok aku mati. Sebab, kematian tidak datang pada waktu, keadaan dan tahun tertentu. Yang jelas ia pasti dating. Oleh karena itu, mempersiapkan diri menyambut kedangan maut lebih utama daripada menpersiapkan diri menyambut dunia. Bukankah kau menyadari betapa pendek waktu hidupmu di dunia ini? Bukankah bisa jadi ajalmu hanya tersisa satu tarikan dan hembusan napas atau satu hari? Setiap hari lakukanlah hal ini dan paksakan dirimu untuk sabar beribadah kepada Allah swt. Andaikata engkau ditakdirkan untuk hidup selama lima puluh tahun dank au biasakan dirimu untuk sabar beribadah, nafsumu tetap akan berontak, tetapi ketika maut menjemput kau akan berbahagia selama-lamanya. Tetapi, ketika engkau tunda-tunda dirimu untuk beramal, dan kematian dating di waktu yang tidak kau perkirakan
Begadang mata utk kepentingan selain Wajah-Mu adalah sia-sia Dan tangis mereka utk sesuatu yg hilang selain-Mu adalah kebatilan, dan hiduplah sesukamu karna toh kamu akan mati juga. Cintailah orang sesukamu sebab kamu toh akan berpisah dgnnya, dan berbuatlah sesukamu karna sesungguhnya kamu akan menuai ganjarannya. Anakku, apa pun yang kamu peroleh dari mengkaji ilmu kalam, debat, kedokteran, administrasi, syair, astrologi, arud, nahwu & sharf, jgn sampai kau sia-siakan umur utk selain Sang Pemilik Keagungan. Aku pernah menilik dlm kitab Injil sebuah ungkapan Isa a.s: Sejak mayat diletakkan di atas peti jenazah hingga diletakkan di bibir kubur, Allah melontarkan 40pertanyaan dgn segala Keagungan-Nya. Demi Allah, pertanyaan pertama yg dia ajukan adalah: Hamba-Ku, telah Kusucikan pandangan makhluk bertahun-tahun, tetapi mengapa tak kau sucikan pandangan-Ku sesaat pun, padahal setiap hari Aku melihat ke kedalaman hatimu. Mengapa kau berbuat demi selain-Ku, padahal engkau bergelimang dgn kebaikan-Ku, ataukah engkau telah tuli & tak mendengar! Nak, ilmu tanpa amal adalah kegilaan, & amal tanpa ilmu adalah kesia2an. __Imam Al-Ghazali dlm Ayyuhal-Walad
Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.
(Riwayat Muslim)
Assalamu’ alaikum wr wb, Kadang kita tidak sadar akan diri dan hakikat hidup kita, padahal imam Ghazali pernah berpesan kepada murid sewaktu beliau berdiskusi kepada murid2nya: 1. Imam Ghazali: ” Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ? Banyak sebagian muridnya menjawab: Murid a = ” Orang tua “ Murid b = ” Guru “ Murid c = ” Teman “ Murid d = ” Kaum kerabat “Dekat Imam Ghazali: ” apa yg kalian jawab itu adalah benar, akan tetapi ada yg lebih dekat dari jawaban kalian yaitu MATI, karena itu adalah pasti dan itu adalah janji Allah ” setiap yang bernyawa pasti akan mati” (Surah Ali-Imran :185) Imam Ghazali kembali bertanya: ” Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?” Kembali sang muridnya menjawab: Murid a = ” Bulan “ Murid b = ” Matahari” Murid c = ” Planet “ Murid d = ” langit” Kembali beliau berkata semua yg kalian jawab adalah benar tapi didunia ini ada hal yg paling jauh hingga kita tak akan mungkin bisa menjangkaunya kembali. Salah satu muridnya bertanya kembali: murid a = apakah itu wahai guru? Imam Ghazali menjawab= Jawaban yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama yaitu berpedoman dengan Al’Qur’ an dan Hadits Imam Ghazali kembali bertanya: ” Apa yang paling besar didunia ini ?” Kembali sang murid menjawab: Murid a = ” gunung” Murid b = “bumi” Murid c = ” Planet “ Murid d = “matahari” Dengan tersenyum Imam Ghazali berkata semua yg kalian jawab adalah benar akan tetapi ada yg lebih besar sekali, yaitu HAWA NAFSU seperti firman Allah: “Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka yg mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan memahami( ayat-ayat Allah ), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat ( tanda-tanda kekuasaan Allah ), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunkan untuk mendengar (ayat-ayat Allah), mereka sebagai ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-oraang yg lalai.” (Surah Al A’raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka. Imam Ghazali kembali bertanya: ” Apa yang paling berat didunia? “ Murid a = ” Baja “ Murid b = ” Besi “ Murid c = ” Gajah “ Kembali Imam Ghazali tersenyum dan menjawab = ” Semua itu benar, akan tetapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH. Seperti Firman Allah: ” Sesungguhnya kami telah mengemukakan Amanat kepada langit, bumi dan gunung mereka semua enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dst” (Surah Al-Ahzab : 72 ). Dalam firman Allah itu bermakna: Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah.” Imam Ghazali kembali bertanya = ” Apa yang paling ringan di dunia ini ?” Murid a = ” Kapas” Murid b = ” Angin “ Murid c = ” Debu “ Murid d = ” Atom” Imam Ghazali menjawab dengan senyumannya = ” Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat “ Padahal Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam bersabda : “Tidaklah seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu dengan sempurna dan shalat dengan khusyu, sambil memelihara ruku’nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa”. (HR. Muslim) Pertanyaan terakhir Imam Ghazali kepada muridnya = ” Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? Semua Murid- Muridnya dengan lantang dan berbarengan menjawab = ” Pedang “ Imam Ghazali tersenyum kembali dan berkata = ” Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri “ Seperti sabda”Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam : “Tiada sesuatu yang lebih bisa memberatkan timbangan (kebaikan) orang mukmin pada hari kiamat, daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah SWT membenci orang yang berkata kotor dan hina.” (HR. At-Tirmidzi) Dari beberapa poin percakapan Al Imam Ghazali dengan murid-muridnya, mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dan senantiasa bisa menjadi hamba-hamba Allah dan umat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam yg bisa memegang apa yg dipesankan oleh Imam Ghazali dan mengikuti apa yg telah ditulis dalam Al’ Qur’ an dan Hadits. Wa’ allahul muwafiq illa aqwamit thoriq Assalamu’ alaikum wr wb